Dalam keluarga, riwayat penyakit jantung, atau penyakit lainnya yang berhubungan dengan jantung, diturunkan dari almarhumah Mbah Putri dan ibu saya. Keduanya telah wafat: Mbah Putri pada tahun 2007 ketika usianya mencapai hampir 80 tahun, dan ibu selang enam tahun kemudian menjelang usia 70 tahun.
Riwayat Jantung pada Mendiang Mbah Putri dan Ibu
Pertama kalinya Mbah Putri terkena serangan jantung, usia beliau masih terbilang muda, sekitar lima puluhan, dan saat itu saya masih duduk di kelas 1 SD. Begitu mendengar Mbah Putri dirawat, ibu pun mengajak saya untuk menemaninya menjenguk ke kampung halamannya. Ketika tiba di Pekalongan, rumah Mbah Putri sudah ramai dengan para pembesuk. Beliau dikenal sebagai orang yang sangat aktif, suka menclok sana-menclok sini, memberikan ceramah di sekolah-sekolah atau ikut rapat paguyuban koperasi, sehingga suka tidak memperhatikan usia dan makanan yang dikonsumsinya. Beliau suka sekali makan soto tauto, yang terkenal dengan daging jerohan dimakan panas-panas dengan sohun dan kuah merah, nyamm…! Beliau baru aktif berolahraga semenjak terkena serangan jantung itu, yang dilakukannya bersama teman-teman pengajian. Nama senamnya waitankung (saya mendengarnya waetangkun :D), yang katanya memang khusus dirancang untuk para lansia penderita jantung.